Perahu Kertas -
Resensi dan Sinopsis Film Perahu Kertas
Perahu Kertas.
Buat kamu para pecinta film, kali ini hadir satu film Remaja yang bertemakan
cinta yang patut kalian lihat. Film ini berjudul "Perahu Kertas" yang
diproduseri oleh Hanung Bramantyo yang kita tahu sukses melahirkan film-film
sekelas Box Office seperti Ayat-Ayat Cinta, Tendangan Dari Langit dll. Film
Perahu Kertas ini diadopsi dari Novel best seller yang berjudul sama dari Dewi
"dee" Lestari. Nah, buat kamu yang mau lihat sinopsis dan resensi
dari film ini langsung saja lihat Sinopsis dan Resensi film Perahu Kertas
dibawah ini
Resensi dan
Sinopsis Film Perahu Kertas
Sinopsis Perahu
Kertas
Perahu Kertas
mengisahkan pasang surut hubungan dua anak manusia, yaitu Kugy (Maudy Ayunda)
dan Keenan (Adipati Dolken). Kisah bermula ketika mereka berdua kuliah di
Bandung.
Kugy, yang
bercita-cita ingin menjadi penulis dongeng, kuliah di Fakultas Sastra.
Ia punya
kebiasaaan unik, yaitu suka membuat perahu kertas yang kemudian dilarungkannya
di sungai.
Keenan, pelukis
muda berbakat, dipaksa untuk kuliah di Fakultas Ekonomi oleh ayahnya.
Bersama dengan
sahabat Kugy sejak kecil, Noni (Sylvia Fully R), serta pacar Noni, yakni Eko
(Fauzan Smith), yang juga adalah sepupu Keenan, mereka berempat menjadi geng
kompak.
Dari yang semula
saling mengagumi, Kugy dan Keenan diam- diam saling jatuh cinta.
Tapi berbagai hal
menghalangi mereka.
Tak hanya itu,
persahabatan Kugy dan Noni pecah ketika Kugy, demi menjaga hatinya, tak datang
pada pesta ulang tahun Noni yang diadakan di rumah Wanda.
Keenan akhirnya
pergi ke rumah Pak Wayan (Tyo Pakusadewo), seorang pelukis teman lama Lena,
sekaligus mentor Keenan melukis.
Dalam suasana hati
yang gundah, kreatifitas melukis Keenan buntu.
Luhde (Elyzia
Mulachela), keponakan Pak Wayan, berhasil mengembalikan semangat Keenan.
Seorang kolektor
langganan galeri Wayan bernama Remi (Reza Rahadian) menjadi pembeli pertama.
Ingin cepat
meninggalkan Bandung dan lingkungan lamanya, Kugy berjuang untuk lulus cepat.
Begitu lulus
sidang, kakak Kugy yang bernama Karel (Ben Kasyafani) membantu agar Kugy magang
di biro iklan bernama AdVocaDo milik temannya, yaitu Remi.
Prestasi kerja
Kugy cemerlang, dan menarik perhatian Remi
Mungkin buat yang
gak pulang ke kampung halaman dan gak tau mau ngapain nanti dalam mengisi
liburannya bisa jadi rekomendasi buat yang gak ada waktu dan mengisi waktu di
hari yang fitri nanti, film drama perahu kertas akan menemani keluarga anda
karena bukan hanya remaja saja untuk dewasa juga film ini masuk di setiap
kalangan.
Resensi Perahu
Kertas
Penokohan
Kugy, tokoh paling
utama dalam cerita ini. Gadis tomboy yang imajinatif karena hobi menulis
dongeng, diperankan oleh Maudy Ayunda. Namanya bisa dibilang terkenal di dunia
per-film-an. Kalau saya melihat, sosok Maudy sendiri juga tak jauh beda dengan
Kugy. Remaja yang wajahnya sesuai dengan usianya, pembawaannya yang kalem,
tidak kecentilan seperti layaknya ABG pendatang baru di sinetron remaja (ya,
tidak semua J). Maudy sangat pas memerankan tokoh Kugy. Kalau saya lihat, dari
model rambut dan gaya bicaranya, Maudy mirip dengan Endhita istri Onci Ungu.
(Endhita pun pernah ikut bermain dalam film ‘Tanda Tanya’ yang juga diproduksi
oleh Hanung).
Lawan main dari
Kugy adalah Keenan, lelaki cool yang hobi melukis. Tokoh Keenan juga sangat pas
diperankan oleh Adipati. Melihat sosok Keenan atau Adipati, saya jadi teringat
dengan tokoh Rangga AADC. Bedanya, Keenan bukan lelaki introvert seperti
Rangga. Untuk tokoh lain yaitu pacar Kugy, dua sahabat Keenan-Kugy, dan gadis
Bali sepertinya mereka pendatang baru (atau saya memang belum pernah menonton
mereka).
Sedangkan untuk
tokoh pendukung lainnya, banyak juga yang sebelumnya bermain dalam filmnya
Hanung seperti Ira Wibowo di ‘Get Married 1-2-3′, Papa Keenan di ‘Ayat-Ayat
Cinta’ (kalau saya tidak salah), Murid Pak Wayan tokoh utama di ‘Pengejar Angin’, dan pastinya Reza Rahadian
di ‘Perempuan Berkalung Sorban’.
Ketika Perahu
Berlayar di Samudra Cinta
Kisah Kugy dimulai
ketika Kugy memutuskan untuk kuliah sastra di Bandung. Ada satu adegan awal
yang begitu keren bagi saya. Kugy menyampaikan perpisahan dengan meletakkan dua
telunjuk di sisi kiri dan kanan pelipisnya (ciri khas Kugy) sambil
tertawa-tawa. Sang pacar pun mengikuti gaya Kugy. Mereka mendekatkan wajah,
biar kedua telunjuknya bisa menempel.Ya, tak ada pelukan erat dan banjir air
mata yang mengiringi perpisahan mereka.
Kugy pun tiba di
sebuah tempat kos. Saya tidak tahu apakah Kugy telah mengenal sahabat
perempuannya itu sebelumnya, karena begitu tiba di tempat kos, mereka langsung
akrab. Adegan selanjutnya, mereka: Kugy, sahabat perempuan dan pacar si
sahabat, berangkat ke stasiun untuk menjemput Keenan. Sempat terjadi kekacauan
untuk mencari Keenan di stasiun. Namun lagi-lagi Kugy melakukan aksi uniknya
yaitu mengangkat telunjuk ke pelipis sambil berjalan ke setiap gerbong. Dua
sahabat terbengong-bengong melihat aksi Kugy, namun langkah Kugy terhenti
karena ada lelaki yang berdiri di depannya. Ya, sahabat pun
akhirnya berhasil
‘menemukan’ Keenan.
Karena kos mereka
berdekatan atau memang satu rumah kos, Keenan dan Kugy jadi langsung akrab.
Keenan begitu kagum dengan ‘perahu kertas’ hasil karya Kugy, begitu juga dengan
buku dongeng tulisan tangan Kugy. Keenan, lelaki cool dengan rambut agak
gondrong. Lelaki model seperti ini tak mungkin menyukai dongeng kekanak-kanakan,
namun Keenan ingin meminjam buku dongeng Kugy. Wortelina, Nyit Kunyit, Keenan
membaca lembar demi lembar tulisan tangan Kugy.
Keenan yang pintar
melukis, diam-diam menggambar tokoh wortelina, nyit kunyit, dan tokoh yang ada
dalam dongeng Kugy. Layaknya pecinta berat dongeng, Keenan menjelaskan
satu-persatu tokoh dongeng yang dia buat: wortelina, nyit kunyit, satu hal yang
membuat Kugy begitu terharu.
Kugy yang begitu
imajinatif meminta Keenan apakah bersedia menjadi ‘agen neptunus’. Dengan
bangga, Keenan pun bersedia. Dia melakukan ucapan seperti yang diminta Kugy
(dengan telunjuk ciri khas Kugy tentunya). Selesai, Kugy pun memberikan
gantungan kunci inisial K pada Keenan.
Sikap Keenan
memberi pelajaran sederhana akan sebuah cinta: bila mencintai seseorang, cintai
dulu dunianya. Lantas bagaimana jika dunia orang yang kita cintai tidak baik,
jangan paksakan diri untuk mencinta! Karena apa hak kita untuk merubah dunia
seseorang!
Jatuh cinta tak
lantas membuat Keenan dan Kugy berpacaran. Di suatu resto, Keenan melihat Kugy
sedang dinner dengan pacarnya. Keenan langsung merasa bahwa dia mencintai
perempuan yang salah. Di satu malam, ketika besoknya Keenan ulang-tahun, Kugy
menyiapkan hadiah spesial untuk Keenan, menyatukan gambar Keenan dengan tulisannya
dalam sebuah buku dngeng yang baru. Sayang, ketika ingin memberikan hadiah
tersebut, dua sahabat Keenan malah mengenalkan seorang gadis bule, pemilik
gallery lukisan, pada Keenan. Kugy begitu cemburu, dan mengurungkan niatnya
untuk memberi hadiah pada Keenan.
Kugy berpikir, apa
dia pantas cemburu pada gadis bule itu. Bukankah dia dan Keenan hanya berteman,
sedangkan Kugy sendiri juga sudah punya pacar. Untuk menghilangkan
kecemburuannya, Kugy memilih untuk menjauh dari mereka bertiga. Sedangkan
Keenan jadi semakin dekat dengan si bule, mengingat gadis ini yang membantu
Keenan menjual lukisannya.
Keenan pun marah
besar ketika pada akhirnya dia tahu kalau ternyata yang memborong lukisannya
hanyalah rekayasa si bule. Hal yang membuat Keenan berniat untuk berhenti
melukis. Kugy sempat menyemangati Keenan untuk tidak mengubur mimpinya,
“Alangkah baiknya jika semua orang menggunakan hobinya untuk menghasilkan
uang.” Namun Keenan tetap pada pendiriannya, tak ingin melukis lagi!
Hubungan Kugy
dengan sang pacar semakin mengambang. Pacar Kugy iri pada Keenan yang diberi
gantungan kunci.
“Kenapa dia yang
kamu kasih? Kenapa bukan aku?”
“Emangnya kamu mau
jadi agen neptunus?”
“Ya enggak lah!”
Kugy begitu kecewa
dengan jawaban sang pacar. Beda sekali dengan Keenan yang langsung mengiyakan.
Pacar Kugy pun tidak suka karena Kugy menjadi guru dongeng di ’sekolah
panggung’ milik sahabatnya. Akhirnya, mereka pun putus.
Keenan memutuskan
untuk tinggal di Bali, sambil belajar melukis lagi di gallery Pak Wayan.
Seorang gadis Bali, keponakan Pak Wayan, diam-diam mencintai Keenan. Ada
seorang lelaki Bali yang terlihat cemburu dengan kedekatan Keenan dan gadis
itu.
Waktu berlalu,
Kugy pun lulus menjadi sarjana sastra. Dia melamar pekerjaan sebagai (hanya)
Office Girl di kantor advertising. Ketika rapat redaksi (apakah ini ya
istilahnya untuk tim advertising) dan tim sedang mati ide. Bos Kugy meminta
Kugy untuk menyumbang ide. Dengan gaya khasnya Kugy berpikir, semua tim kembali
bengong, dan pada akhirnya ide Kugy berhasil goal di mata klien. Kugy pun
diterima sebagai karyawan tetap di kantor tersebut. Kedekatan Kugy pada bos
membuat sekretaris bos cemburu.
Benang merah yang
didapat dari kisah cinta ini adalah: ada begitu banyak remaja dan orang dewasa
yang cemburu. Keenan pada pacar Kugy, Kugy pada gadis bule, Lelaki Bali pada
Keenan, Sekretaris bos pada Kugy. Yang membedakan adegan cemburu di film ini
dengan sinetron yang pernah ada adalah: tidak ada aksi pamer wajah jutek,
perang mulut, jambak-jambakan rambut, dorong-dorongan pundak, atau umpatan
kasar dan ancaman di antara mereka. Cemburu, lantas menjauh, hanya itu yang
mereka lakukan. Ya, cemburunya remaja cerdas memang sangat keren di mata saya.
Tak perlu bertengkar memperebutkan satu orang, seperti di dunia ini tak ada
lagi manusia yang pantas untuk dicintai selanjutnya.
Ada Mimpi di Balik
Cinta
Kugy bermimpi
untuk menjadi penulis terkenal. Dia begitu bangga ketika cerpennya masuk
majalah. Saking senangnya mendapat honor, Kugy mentraktir empat sahabatnya. Di
suatu adegan pun, Keenan sempat mengungkapkan, “Aku doakan kamu jadi penulis
terkenal”.
Sedangkan Keenan
bermimpi menjadi pelukis. Sayang, tak seperti Kugy yang kuliah sastra karena
keinginannya, Keenan terpaksa harus kuliah ekonomi atas permintaan Papanya.
Ketika mendapat kabar bahwa lukisanya laku 30 juta, Keenan memutuskan berhenti
kuliah. Bukan main marah Papanya, sampai Keenan diusir dari rumah.
Belakangan di saat
dia tahu bahwa lukisan itu yang membeli adalah gadis bule yang begitu menggilai
dirinya, Keenan putus asa dan menetap ke Bali. Sang Papa yang koma membuat Mama
Keenan menyusul anaknya, dan Keenan pun pulang ke Jakarta untuk mengurus bisnis
Papanya.
Well, mimpi dan
cita-cita, memang hak semua orang. Tak salah jika Keenan memilih untuk menjadi
pelukis saja, karena dia lebih tahu akan talenta dan keingingannya. Namun,
salahkah sang Papa yang memaksanya untuk kuliah ekonomi, mengingat nantinya
Keenan akan meneruskan bisnis Papanya? Pilih kuliah ekonomi lantas bekerja di
kantor, atau menjadi pelukis? Satu hal yang selama ini ada di benak sebagian
orang: pekerjaan itu hanya satu! Padahal, jika kita mampu membagi waktu, bisa
saja kita punya tiga pekerjaan sekaligus. Hal yang sama ketika orang lain
melihat saya bisnis coklat, banyak orang yang bertanya, “Emang sekarang udah
nggak ngajar lagi?” Waw, mengajar itu kan hanya dari pagi hingga sore, malamnya
nulis, dan sabtu-minggu produksi coklat. Bisa kan punya tiga pekerjaan!
Jadi, andai saya
menjadi Keenan, saya akan tetap kuliah ekonomi dan meneruskan hobi melukis.
Kalau ada yang bilang, menulis atau melukis itu hanya pekerjaan sampingan. Saya
teringat akan nasihat Pak Mario Teguh, tidak ada pekerjaan utama dan sampingan,
selagi kita menganggap semuanya itu penting. Semua adalah pekerjaan utama.
Pada akhirnya
Keenan harus mengurus bisnis Papanya. Andai dia meneruskan kuliahnya, mungkin
ilmu yang dia dapat makin banyak. Begitu juga dengan Kugy yang akhirnya bekerja
di perusahaan advertising. “Bukannya cita-cita dia jadi penulis dongeng?” Tanya
Keenan. Ya, jaman sekarang ini, jangan pernah terlalu idealis. Gue maunya jadi
ini, bukan itu! Sadarilah, ini dunia, bukan surga di mana apa yang kita
inginkan bisa didapat dalam waktu satu detik (konon begitu katanya, mengingat
saya belum pernah tinggal di surga). Ada seseorang yang saya kenal, dia
berprinsip maunya bekerja dalam bidang ini, dan sampai sekarang dia masih
menganggur, karena belum ada pekerjaan seperti keinginan dia. Padahal banyak
tawaran di bidang lain, namun semuanya dia tolak. Bekerja di kantor advertising
pun bukan lantas Kugy tak bisa menulis lagi. Mengingat setahu saya menjadi
penulis itu tidak repot, hanya kirim karya dan tunggu hasil (tunggu hasil ini
yang lama!). Tak perlu bekerja di kantor seharian, kecuali kalau jadi wartawan
atau penulis full time.
Tak Ada Gading
yang Tak Retak
Secara
keseluruhan, film ini memang keren. Namun ada hal yang menurut saya kurang pas.
Seperti ketika si gadis bule tiba-tiba saja masuk kamar Keenan ketika Keenan
sedang tidur. Dan juga Keenan masuk kamar gadis Bali lalu diam-diam meletakkan
hadiah di genggaman perempuan itu ketika perempuan itu juga sedang tidur. Saya
rasa, karena ini film Indonesia, sepertinya scene ini kurang baik.
Namun, ya tak ada
gading yang tak retak. Adegan ini hanya adegan kecil yang tak mengurangi
keindahan film.
Kesimpulan dari
film ini: jadilah orang yang pintar, serba-bisa, singkatnya: multi talenta,
agar kita bisa terdampar di mana-mana. Saya punya sahabat sarjana pendidikan
biologi, namun dia bisa semua pelajaran. Dan sekarang, dia yang paling banyak
menerima job, tak hanya mengajar biologi saja. Begitu dengan salah seorang tim
pengajar di bimbel kami. Kami baru saja merekrut anak tetangga lulusan SMA baru
akan kuliah. Karena cerdasnya luar biasa, kami memberikan dia kesempatan
mengajar hingga anak kelas 2 SMA, usia muridnya beda dua tahun dengan gurunya.
Sumber
Nah, itulah tadi
Resensi dan Sinopsis Film Perahu Kertas, sebuah film yang tak hanya mengajari
kita tentang cinta melainkan juga tentang cita-cita dan saling memaafkan.